Problematika Tahlilan.

Bolehkah kita melaksanakan Tahlilan..!!!

Bagaimana penjelasan tentang Tahlilan ..???

Tahlilan bukanlah sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat lslam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam, amalan-amalan yang ada dalam tahlilan tidak ada yang bertentangan dengan hukum lslam. Semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan lslam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga lslam hadir di indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.
Tahlilan, sebagian kaum Muslimin menyebutnya dengan majelis tahlil, selamatan kematian, kenduri arwah, dan lain sebagainya. Apapun itu, pada dasarnya tahlilan adalah sebutan untuk sebuah kegiatan dzikir dan bermunajat kepada Allah swt. Yang mana didalamnya berisi kalimat-kalimat thayyibah, tahmid, takbir, tasbih hingga shalawat, do'a dan permohonan ampunan untuk orang yang meninggal dunia, pembacaan al-Qur'an untuk yang meninggal dunia dan yang lainnya. Semua ini merupakan amaliyah yang tidak bertentangan dengan syariat islam bahkan merupakan amaliyah yang memang dianjurkan untuk memperbanyaknya. Nabi saw bersabda:
استكثروامن الباقيات الصالحات قيل وماهن يا رسول الله قال التكبير والتهليل والتسبيح والتحميد ولا حول ولا قوة الا بالله
Artinya: ”Perbanyaklah membaca kalimat-kalimat yang baik dan kekal, orang bertanya, ”Apa itu Rasulullah?” Nabi menjawab, ”Takbir, tahlil, tasbih, tahmid dan ia haula wala quwwata illa billahi.” (HR. Hakim dan Nasa'i)

Doa Orang yang Hidup kepada Orang yang Telah Mati.


Dalil yang memberikan pengertian bahwa doa atau istighfar yang ditujukan bagi ruh orang yang telah meninggal itu pasti akan sampai dan bermanfa'at baginya sekaligus memberi pengertian bahwa amalan orang hidup yang dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal itu dapat bermanfaat bagi mereka baik berupa pengampunan dosa atau pahala, sebagaimana tersebut dalam Al Qur' an dan hadits: 

والذين جاؤامن بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولاخواننا الذين سبقونا بالإيمان

Artinya: "Dan mereka yang datang sesudah meraka (Muhajirin dan Anshor) selalu berdo'a Ya Tuhan ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari pada kami. '" (QS. Al Hasyr: 10)


Dalam ayat ini Allah swt memberitahukan bahwa orang-orang yang datang setelah para sahabat Muhajirin maupun Anshar mendo'akan dan memohonkan ampun untuk saudara saudaranya yang beriman yang telah (wafat) mendahului mereka sampai hari qiamat. Mereka yang dimaksudkan adalah para tabi in, dimana mereka datang setelah masa para sahabat, mereka berdoa untuk diri mereka sendiri dan untuk saudara mukminnya serta memohon ampun untuk mereka .
عن ابي هريرة رضي الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال ان الله يرفع الدرجة للعبد في الجنة فيقول العبد يا رب انى لى هذا ؟ فيقال باسغفار ولدك لك

Artinya: Dari Abu Hurairah ra: bahwa Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seseorang di surga, kemudian hamba tadi bertanya, ”Ya Robbi darimana aku mendapatkan ini ?” lantas dijawab, "Dari istighfar (permohonan ampun) anakmu untukmu (HR. Ahmad) 

عن عوف ابن مالك رضي الله عنه قال صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم على جنازة فحفظت من دعائه اللهم اغفر له و ارحمه وعافه واعف عنه


Artinya:
Dari'Auf bin malik, ia berkata: ”Rasulullah saw pernah mensholati jenazah, lalu aku hafal doa yang beliau baca, yaitu: ”Ya Allah, Ampunilah dia (mayit), dan kasihanilah dia (mayit), dan selamatkanlah dia (mayit), serta maafkanlah (kesalahan) dia (mayyit). (HR. Muslim)

Sekarang banyak orang yang meyakini bahwa doa orang hidup tidak akan sampai kepada orang yang sudah meninggal, tapi dia malah melaksanakan sholat jenazah yang notabene dalam sholat tersebut ada bacaan doa untuk orang yang sudah meninggal Maka orang yang menyatakan hal demikian tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan.
Mereka menggunakan ayat di bawah ini sebagai dalih bahwa doa orang hidup tidak sampai kepada orang yang sudah meninggal.
وان ليس للإنسان الا ما سعى
Artinya: Dan bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. " (QS. An-Najm : 39)

Mereka mengartikan ayat tersebut, bahwa manusia hanya akan mendapatkan amal baik yang telah ia lakukan sendiri. Pendapat tersebut dapat kita sangkal dengan beberapa poin berikut:

1. Menurut Syaikh Sulaiman bin Umar Al-Ajily, bahwa ayat tersebut dimansukh (diganti) dengan ayat berikut: 

والذين امنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان الحقنا بهم ذريتهم وما التناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. Ath-Thuur : 21)

Ayat ini memberi suatu kepahaman bahwa amal baik seorang bapak dapat bermanfaat kepada anak cucunya, jadi kebaikan seseorang bisa berdampak positif kepada orang lain.

2. Menurut mufti Mesir Syaikh Hasan Muhamad Mahluf, pengertian Al Qur'an surat An-Naim ayat 39 terbatas apabila orang yang melakukan perbuatan baik itu tidak menghadiahkan pahalanya pada orang lain.

3. Ayat ini sebenarnya merupakan dorongan untuk mengerjakan sendiri, tidak hanya berangan-angan, berpangku tangan, atau bahkan merebut milik orang lain.
Wallohu A'lam bis Showab.

2 Komentar untuk "Problematika Tahlilan."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel