Berpuasa Untuk Mengendalikan Hawa Nafsu.

Pertanyaan:

Apakah ada dasar yang mengatakan kalau berpuasa bisa untuk mengendalikan hawa nafsu, mohon dijelaskan keterangan yang berhubungan dengan adanya nafsu , Terima kasih.

Baca juga: Hukum Menangis Ketika Berdoa.

Jawaban:

Untuk menjelaskan tentang puasa dan nafsu, tentu berhubungan antara Nafsu, Akal dan Puasa.
"Sesungguhnya syaitan iru bergerak mengikuti aliran darah, maka persempitlah jalan syaitan dengan lapar dan dahaga" (HR. Muttafaq alaih)
Alkisah sebelum Allah menciptakan akal dan nafsu yang hendak diletakkan dalam diri Nabi Adam AS, terlebih dahulu Allah menguji keduanya, agar kelak Nabi Adam AS dan anak cucunya dikemudian hari tahu akan fungsi dari keduanya, cara menggunakan, dan cara menaklukkan keduanya.


Saat Allah menciptakan akal, Allah bertanya kepada akal.
"Siapa kamu, dan siapa aku..?"
"Aku hamba, dan engkau Tuhan" jawab akal.
kemudian Allah memerintahkan akal untuk maju kedepan dan mundur kebelakang, akal mematuhi perintah Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa akal begitu taat pada Alloh.

Setelah itu, Allah menciptakan nafsu, dan saat itu Allah bertanya pada nafsu,

"Hai nafsu, siapa dirimu, dan siapa aku..?"

Nafsu menjawab dengan sikap membantah, "Engkau engkau, aku aku,"

karena itulah Alloh murka kepada nya dan memberikan didikan agar nafsu insaf, Allah memasukkan nafsu kedalam neraka jahanam selama 100 tahun, ia dipukul dan dibakar hingga hangus menjadi arang, kemudian setelah nafsu dikeluarkan Alloh dari neraka , Alloh bertanya lagi pada nafsu,
"Hai nafsu, Siapa kamu, dan siapa aku..?"

nafsu menjawab dengan sikap membantah,

"Engkau engkau, aku aku."

Nafsu belum sadar akan penciptaannya, Allah perintahkan agar nafsu dipenjarakan selama 100 tahun dengan tidak diberi makan atau pun minum, keadaan nafsu saat itu benar-benar lemah karena lapar dan dahaga. Setelah genap 100 tahun Allah keluarkan nafsu dari ruang tahanan “lapar dan dahaga” Allah bertanya lagi kepadanya,

“Siapa engkau, siapa Aku?”

Setelah semua itu, barulah nafsu mengenal Tuhannya, ia menjawab, “Engkau Tuhan, aku hamba”

Ternyata untuk mengalahkan nafsu yang ada dalam diri manusia tidak perlu dibakar, dipukul melainkan dengan dikarantina dalam penjara “lapar dan dahaga” atau yang kemudian dikenal dengan nama PUASA.

Setelah itu Allah memasukkan akal dan nafsu kedalam diri Nabi Adam AS, dan saat nabi Adam datang kebumi, keturunan nya semakin banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, kemungkaran yang terjadi di muka bumi ini adalah dikarenakan manusia menuruti nafsunya ketimbang akalnya.

Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara satu sama lain. Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya. Kadang-kadang nafsu yang menang, kadang-kadang akal menang. Buktinya, jika kita berhadapan dengan perbuatan yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah. Sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita menang.

Namun bagaimanapun nafsu tetap diperlukan oleh manusia. Bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah. Sebagai contoh adalah nafsu makan. Nafsu makan tidak akan hilang karena merupakan fitrah alami manusia. Jika nafsu makan tidak ada, manusia akan mati. Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis. Jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan.

Pernah seorang sahabat datang kepada Rasulullah dan memberitahukan bahwa ia ingin membunuh nafsunya agar ia dapat bersungguh-sungguh berjuang. Tetapi Rasulullah melarang karena Rasulullah sendiri juga berumah tangga dan beliau menyukai jika umatnya mempunyai keturunan yang banyak. Pernah juga ada seorang sahabat yang mengatakan kepada Rasulullah bahwa ia ingin berpuasa terus menerus agar dapat lebih berbakti kepada Allah. Rasulullah juga melarangnya karena Baginda sendiri juga berpuasa dan berbuka. Rasulullah juga tetap bermasyarakat dan berjuang untuk menegakkan kehidupan di dunia dan dan Akhirat. Jadi, Rasulullah memberi jalan tengah. Nafsu ini tetap diperlukan untuk manusia. Akan tetapi, jangan sampai salah langkah sehingga membawa kita ke Neraka. Rasulullah bersabda tentang nafsu ini,

“Ada dua lubang yang dapat menyebabkan seseorang masuk ke Neraka, yaitu lubang faraj dan lubang mulut.” (Riwayat Tirmidzi)

Nafsu juga dapat kita jadikan kuda untuk ke Syurga. Sebagian orang jika mendengar kata nafsu, hanya terbayang hal-hal yang jahat saja. Sedangkan nafsu itu adakalanya jahat, adakalanya baik. Nafsu akan menjadi baik jika dilatih. Imam Al Ghazali mengibaratkan nafsu itu sebagai anjing, jika dilatih akan menjadi baik.

Ibarot disebutkan dalam kitab ichya' ulumiddin dan dalam kitab durrotun nasichin.

Baca juga: Tatacara bersiwak dan Fadhilah nya.

Dalam kitab ichya'ulumiddin disebutkan:

وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لكل شيء آلة وعدة وإن آلة المؤمن العقل ولكل شيء مطية ومطية المرء العقل ولكل شيء دعامة ودعامة الدين العقل ولكل قوم غاية وغاية العباد العقل ولكل قوم داع وداعى العابدين العقل ولكل تاجر بضاعة وبضاعة المجتهدين العقل ولكل أهل بيت قيم وقيم بيوت الصديقين العقل ولكل خراب عمارة وعمارة الآخرة العقل ولكل امرىء عقب ينسب إليه ويذكر به وعقب الصديقين الذي ينسبون إليه ويذكرون به العقل ولكل سفر فسطاط وفسطاط المؤمنين العقل // حديث ابن عباس لكل شيء آلة وعدة وإن آلة المؤمن العقل الحديث أخرجه ابن المجبر وعنه الحارث

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

* Setiap sesuatu memiliki alat dan mesin, alat orang-orang mukmin adalah akalnya

* Setiap sesuatu memiliki kendaraan, kendaraan orang-orang mukmin adalah akalnya

* Setiap sesuatu memiliki tiang penyangga, tiang penyangga agama adalah akal

* Setiap kaum memiliki bendera, benderanya hamba-hamba Allah adalah akalnya

* Setiap kaum memiliki penyeru, penyeru orang-orang ahli ibadah adalah akalnya

* Setiap pedagang memiliki harta dagangan, harta dagangan para Mujtahid adalah akalnya

* Setiap keluarga memiliki nilai, nilai keluarga orang-orang jujur adalah akalnya

* Setiap kehancuran terdapat pembangunan, pembangunan akhirat terletak pada akal

* Setiap seseorang memiliki kesudahan yang membuatnya dikenang dan diingat, Kesudahan yang membuat dikenang dan diingat orang-orang jujur terletak pada akalnya

* Setiap orang bepergian memiliki tenda menginap, tenda orang-orang mukmin adalah akalnya. (HR. Ibnu Mujbir dan alHarits). [ Ihyaa’ I/84-85 ].

Wallohu A'lam Bisshowab.

Untuk cerita islami bisa diakses disini.

Belum ada Komentar untuk "Berpuasa Untuk Mengendalikan Hawa Nafsu."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel